1.Masalah – masalah penduduk yang di hadapi negara dunia
Masalah Pertumbuhan
Pertambahan penduduk yang meningkat sedemikian cepat merupakan suatu ancaman bagi kehidupan umat manusia itu sendiri, walaupun percepatanpertambahan penduduk di setiap negara di dunia satu sama lain berbeda – beda. Sedemikian bertambah anak manusia, sedemikian pula harus bertambah fasilitas hidup, termasuk di antaranya lahan untuk pemukiman dan pertanian. Dengan demikian semakin padatlah penduduk planet bumi, seiring dengan itu, semakin sempitlah lahan buat pemukiman dan pertanian. Selain lahan, mereka juga akan membutuhkan berbagai sumber daya alam, untuk menunjang kebutuhan hidupnya.
Semakin banyak sumber – sumber alam yang dikomsumsikan oleh umat manusia, semakin cepat pula terkurasnya cadangan sumber – sumber daya alam di perut bumi.
Pada sisi lain apabilasecara terus – menerus umat manusia mengkonsumsi sumber – sumber alam, semakin berkembang dan semakin pekatlah unsur – unsur polutan di darat, di perairan bahkan di udara.
Tetapi tidak semua negara di dunia mengalami pertumbuhan penduduk yg sedemikian cepat. Kekurangan penduduk juga masalah buat negara tersebut. Misalnya, Negara – negara di eropa barat pada abad 20 ini cenderung mengalami kondisi stationer, bahkan jerman barat cenderung memiliki lebih sedikit jumlah penduduk berumur muda, di bandingkan dengan jumlah penduduk dewasa. Dengan begitu negara ini mempunyai masalah penduduk bukan pertumbuhannya, tetapi,kekurangan penduduk berusia muda sebagai generasi penerus. Kemungkinan penambahan penduduk berusia muda bagi negara – negara eropa barat khususnya, secara legal dilakukan melalui adopsi anak/bayi.
Kita sering mendengar praktek adopsi yg tidak wajar di negara –negara asia, tidak terkecuali indonesia.
Contoh :
• Kepadatan penduduk lahan semakin sempit
• Kebutuhan bertambah perlu sandang, Pangan, perumahan pekerjaan perlu biaya yang besar
• Aneaman polutan bagi umat manusia.
Masalah Pendidikan
Kurang lebih 50% anak – anak usia sekolah di pedesaan – pedesaan negara – negara Afrika, Asia, Amerika latin tidak dapat mengenyam kesempatan pendidikan formal karena tekanan ekonomidan kemiskinan yang melilit kehidupan mereka. Berkaitan dengan itu, penduduk yang sudah tidak buta huruf masih sangat terbatas jumlahnya. Misalnya di india baru 28% saja, dipakisatan antara 16 – 18% saja, di gautemala dan bolivia (amerika latin) masing – masing 38 da 32% saja dari seluruh jumlah penduduk negara – negara yang bersangkutan.
Contoh : Dinegara berkembang dari hasil survei UNICEF
• Di Afrika,Asia dan Amerika latin sebagian besar tidak memperoleh jenjang pendidikan
• Di Delhi India tidak mampu membayar biaya sekolah
o 30 % terikat dalam kerja rumah tangga
o 40 % penghuni kampung mikin tidak mampu membayar sekolah
o 20 % anak-anak menolong menyelesaikan pekerjaan di rumah
• Di Honduras ( Amerika Latin )
50 dari anak-anak usia 7-14 dapat bersekolah di Karashi ( Pakistan )
50 % anak usia sekolah 5-10 tahun terdapat pada sekolah dasar
menurun jadi 33 % bagi kampung miskin.
Masalah Kesehatan
UNICEF memberikan prioritas pelayanan kesehatan kepada anak – anak balita, yang terbagi dalam 4 program, yaitu mengikuti pertumbuhan anak, ASI, Imunitas, dan ORT. Dalam penelitian dilapangan ternyata 25% anak – anak di negara – negara berkembang menderita kurang gizi yang tidak ketahuan. Hanya 1% saja anak – anak di dunia yang jelas – jelas ketahuan menderita penyakit kurang gizi. Tingkat kematian akibat kurang gizi di indonesia mencapai tingkat tertinggi, pada kelompok anak- anak umur 0 – 1 tahun adalah 100 orang di antara 1000 anak. Di negara – negara lain angka kematian penderita kurang gizi diantara 1000 anak adalah sebagai berikut: filipina 50, thailand 50, srilangka 43, malaysia 30, singapura 11, di swedia, jepang dan finlandia masing – masing 7. Program bagi anak – anak balita di harapkan dapat mengurangi angka kematian sebanyak 50%.
Program ASI mendapat tanggapan positif tidak sajak oleh kaum ibu di negara – negara berkembang, tetapi juga ibu – ibu di negara – negara maju. Dan program Imunisasi, setiap tahun dapat menyelamatkan 5 juta anak dari kematian, dan 5 juta anak lainnya terbebas dari cacat tubuh yang di sebabkan oleh 6 macam penyakit yang dapat di kebalkan setiap tahun. Serta program OTR dapat menekan angka kematian 2,5 juta anak, diantara 5 juta anak yang meninggal setiap tahun karena menderita diare.
Contoh :
• Angka kematian lebih tinggi
• Dinegara negara berkembang penduduk usia muda kedapatan
menderita kekurangan Vitamun A ( Kebutaan dan Anemia)
• Penyakit tuberkulosis di kalkuta ( India ) dan di Ibadan
dinegara bagian barat (Afrika Barat)
• Pernyakit lepra atau kusta di wilayah zimbabwe.Penyakit
pada usia Produtif antara 8-9 tahun.
• Konsumsi pemakaian Kalori rata-rata penduduk berada di
bawah tingkat yang di butuhkan
trims infonya kang. izin artikelnya saya buat artikel majalah
BalasHapus